Dalam rangka memperingati Milad ke-50, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang Selatan menggelar Pendidikan Kader Ulama (PKU). Targetnya melahirkan generasi ulama yang berilmu, toleran, dan berakhlak mulia.
Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, Selasa–Kamis, 21–24 Juli 2025, di Hotel Vega Gading Serpong, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.
Acara dibuka secara resmi oleh Wali Kota Tangsel, H. Benyamin Davnie, yang memberikan apresiasi atas kontribusi nyata MUI Tangsel dalam membina generasi muda melalui penguatan karakter islami.
“Para peserta ini adalah calon ulama masa depan. Mereka harus memiliki wawasan luas karena tantangan zaman, khususnya perkembangan teknologi informasi, sangat pesat,” ujar Benyamin saat memberikan sambutan, Selasa (21/7/2025).
Wali Kota juga mengingatkan pentingnya peran ulama muda dalam membentengi umat dari pengaruh negatif yang datang dari berbagai arah. Ia menyebut wilayah Tangsel yang dikelilingi oleh daerah metropolitan seperti Jakarta Selatan, Depok, dan Kabupaten Tangerang, dan Kabupaten Bogor menjadikan tantangan sosial semakin kompleks.
“Anak muda Tangsel yang jumlahnya mencapai lebih dari 60 persen dari total penduduk adalah generasi produktif. Tapi mereka juga paling rentan terkena dampak buruk dari penyalahgunaan narkoba, kekerasan seksual, hingga paham menyimpang. Ulama harus hadir menjawab itu,” tegasnya.
Ia pun berharap PKU ini melahirkan kader-kader ulama yang mampu membina umat. Serta menjadi mitra strategis pemerintah dalam pembangunan karakter masyarakat yang religius.
“Dengan mengucap Bismillah, saya buka kegiatan Pendidikan Kader Ulama MUI Tangsel. Semoga menjadi amal jariyah dan kontribusi nyata bagi pembangunan akhlak di kota kita tercinta,” bebernya.
Sementara itu, Ketua Umum MUI Kota Tangsel KH Saidih yang turut hadir menyatakan bahwa kegiatan PKU sebagai cara penguatan iman.
“Iman, aman dan amun. Artinya selain pinter juga harus punya karakter kuat dalam menjalankan misi umat,” kata dia.
Pimpinan Yayasan Daarul Hikmah Pamulang itu menambahkan, bahwa 30 orang peserta PKU akan menjadi ulama masa datang jika terus belajar dengan tetap berakhlak yang baik.
“Imam Ghozali sempat menyebut ulama su”un, yang artinya orang berilmu tapi tidak mempunyai adab yang baik sehingga tidak mampu berkontribusi banyak untuk kemaslahatan umat,” tegas dia.
Lalu dia meminta semua peserta untuk mengikuti acara secara seksama dengan penuh ikhlas sebagai cara memperkuat diri dengan beragam ilmu pengetahuan dari para pemateri.
“Saya minta semua peserta untuk istiqomah mengikuti semua rangkaian kegiatan. Insyaallah bermanfaat buat nanti. Selamat mengikuti pelatihan dan tetap jaga akhlak ya,” demikian KH Saidih.
Ketua Panitia PKU, KH Abdul Rozak Sastra, dalam laporannya menjelaskan bahwa pelatihan ini diikuti oleh 30 peserta pilihan dari berbagai organisasi Islam di Tangsel. Mereka akan dibekali berbagai materi seperti dakwah digital, fiqih kontemporer, penguatan aqidah dan wawasan kebangsaan.
KH Rozak turut mengingatkan bahwa era digital membawa tantangan tersendiri dalam dunia ilmu dan dakwah.
“Dakwah digital itu penting, tapi jangan malas untuk sering sering baca kitab,” ujarnya.
Dirinya berharap PKU mampu mencetak kader ulama yang bukan hanya menguasai media, namun tetap berpijak pada warisan keilmuan klasik dan sanad keilmuan yang jelas.
“Ulama masa depan harus menguasai dunia digital tanpa tercerabut dari akar ilmu syar’i,” pungkasnya.
Pelatihan Kader Ulama ini diharapkan menjadi momentum strategis bagi MUI Kota Tangsel dalam mencetak ulama yang bukan hanya cerdas secara intelektual, tapi juga matang secara spiritual dan kuat dalam adab.
Tentu dengan sinergi antara pemerintah dan para ulama, Kota Tangsel akan semakin kokoh dalam mewujudkan masyarakat yang cerdas, modern, dan religius. Insya Allah









