MUI Tangsel Ingatkan Dai Waspadai Hoax di Era Digital

Dai-Panitia, "Sosialisasi dan Standarisasi Dai" KH Ahmad Sofyan Mastas saat memberikan sambutan, Kamis (25/9/2025), di Gedung Kelembagaan, Jalan Siliwangi, Pamulang, Kota Tangsel.

Menjadi dai di era modern tidak cukup hanya berdiri di mimbar dan menyampaikan ceramah.
Tantangan yang dihadapi kini jauh lebih besar, karena derasnya arus informasi digital membuat batas antara kebenaran dan kebohongan kian kabur.

Pesan itu mengemuka dalam acara Sosialisasi dan Standarisasi Dai yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang Selatan di Gedung Kelembagaan, Jalan Siliwangi, Pamulang Barat, Kamis (25/9/2025).

“Yang benar saja bisa dianggap salah, apalagi yang salah. Karena itu hati-hati dengan dampak buruk dunia digital, terutama bahaya berita hoax,” tegas Ketua Panitia, KH Ahmad Sofyan Mastas, dalam sambutannya.

KH Sofyan yang juga Ketua Umum Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tangsel menyampaikan apresiasi kepada para dai dari berbagai organisasi.

Ia menekankan pentingnya penguatan manajemen dakwah agar para dai siap menghadapi dinamika zaman.

Menurutnya, salah tafsir kerap menjadi pemicu salah paham di masyarakat. Di dunia maya, risiko itu semakin tinggi karena konten mudah dipelintir oleh pihak tidak bertanggung jawab.

“Kami berharap para dai memahami cara kerja konten digital yang menyesatkan umat, sehingga tidak ikut-ikutan memperkeruh suasana,” ujarnya.

Lebih jauh, KH Sofyan mengingatkan bahwa Al-Qur’an telah menegaskan pentingnya metode dakwah yang tepat, terarah, dan sesuai kebutuhan audiens.
Karena itu, dai dituntut menguasai teknik penyampaian yang relevan sekaligus mampu memanfaatkan media digital sebagai sarana dakwah.

“Di acara ini, peserta akan mendapat pembekalan cara menggunakan media digital untuk kepentingan dakwah. Nantinya juga ada sesi latihan membuat konten agar dunia maya dipenuhi pesan-pesan kebaikan,” jelasnya.

Acara yang berlangsung hingga siang itu diharapkan menjadi titik awal lahirnya dai-dai digital di Kota Tangsel.

Dai yang tidak hanya piawai berceramah di mimbar, tetapi juga mampu melawan arus hoax dengan dakwah sejuk, tepat sasaran, dan bermanfaat bagi masyarakat. (din).