MUI Tangsel Teguhkan Tradisi Ilmu Lewat Kajian Kitab Kuning di Ciputat

Kajian-Pengampu Kitab Tajul Arus DR. KH. Sobron Zayyan, (tiga dari kiri), bersama Ketua Umum MUI Tangsel KH Saidih (empat dari kiri), Camat Ciputat H Mamat dan Sekretaris Umum MUI Kota Tangsel DR Abdul Rojak serta pengurus MUI H Amin. Sedangkan Pengampu Kitab Isti’daad Li Yamil Ma’ad, Dr H Ahmadi Akbar LC (kedua dari kiri).

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang Selatan terus meneguhkan perannya sebagai pelayan umat. Hal itu tampak dalam kegiatan Kajian Kitab Kuning yang digelar di Aula Kecamatan Ciputat, Senin pagi (29/9/2025).

Dipimpin langsung oleh Ketua Umum MUI Kota Tangsel, KH. Saidih, kajian ini menjadi sarana memperdalam ilmu agama sekaligus menghidupkan kembali tradisi ulama salafus shalih.

Kehadiran para tokoh pemerintahan, mulai dari Camat Ciputat H. Mamat, para lurah se-Kecamatan Ciputat, hingga jajaran ASN, serta Asda Satu Kota Tangsel H Chaerudin.

Pengampu Kitab Tajul Arus DR. KH. Sobron Zayyan, Sekretaris Umum MUI Kota Tangsel DR Abdul Rojak, dan Pengampu Kitab Isti’daad Li Yamil Ma’aad Dr H Ahmadi Akbar LC.

“Alhamdulillah, kegiatan ini bagus untuk kita semua. Apa yang menjadi program MUI Kota Tangsel Insya Allah bisa memperkuat pemahaman keagamaan, khususnya di kalangan ASN,” ujar KH. Saidih dalam sambutannya.

Ia menegaskan bahwa misi utama MUI Tangsel adalah menjadi pelayan terbaik bagi umat.

Menurutnya, kajian kitab kuning bukan hanya sarana menambah ilmu, tetapi juga wasilah untuk mempererat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat.

“Melalui kajian kitab kuning, kita berharap bisa menjaga tradisi keilmuan yang diwariskan ulama, sekaligus membangun persaudaraan di antara sesama. Ini cara efektif memperkokoh iman,” tambahnya.

Sementara itu, para pejabat pemerintahan yang hadir menyambut baik kegiatan ini.

Mereka menilai, kehadiran MUI dalam membimbing ASN dan masyarakat sangat penting untuk memastikan ibadah dan pengamalan syariat berjalan sesuai tuntunan Islam.

Dengan dukungan Pemkot Tangsel, MUI optimistis kegiatan serupa akan terus berlanjut.
Kajian kitab kuning diyakini bukan hanya menjaga tradisi, tetapi juga menjadi cahaya ilmu yang menuntun umat menuju keberkahan hidup. (din).