PAMULANG (Infokom) – Komisi Hubungan Antar Umat Beragama dan Antar Lembaga MUI Kota Tangsel, pada Rabu (02/10/2024) mengadakan seminar bertajuk “Harmonisasi Beragama dan Pembinaan Lembaga Keagamaan Kota Tangsel” yang diadakan di Gedung Kelembagaan, Jalan Siliwangi No. 2 Pamulang Kota Tangsel.
Hadir Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Tangsel, Tabrani, Ketua Umum MUI Tangsel, KH. Saidih, Sekretaris Umum MUI Tangsel, H. Abdul Rojak, Ketua Komisi, H. Sanusi, Asda 1 Bidang Pemerintah, Chaerudin, Staf Ahli Pemkot Tangsel, Heli Slamet, Sekcam Pamulang, Munadih, dan peserta.
Pj Walikota Tangsel Tabrani menyampaikan kegiatan seminar MUI Tangsel ini sangat bagus untuk memberikan pencerahan kepada peserta yang terdiri dari tokoh lintas agama, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.
“Ini untuk mengingatkan kembali betapa pentingnya toleransi kehidupan beragama di kota Tangsel dengan berbagai agama yang tumbuh dan berkembang. Sehingga adanya seminar ini mudah-mudahan para tokoh agama dapat menyampaikan kepada umatnya masing-masing, menjaga ketertiban dan keamanan Kota Tangsel agar tetap damai, aman, dan sejahtera,” ujarnya.
Ketua Umum MUI Tangsel, KH Saidih, berpesan agar hubungan antar umat beragama di kota Tangsel tetap kondusif dan damai agar kehidupan dapat dirasakan bersama. Semua pihak perlu saling menjaga satu dengan yang lain.
“Mari sama-sama saling menjaga kedamaian di wilayah Tangsel. Berdakwalah dengan bil hikmah. Agar umat menjalani kehidupan ini dengan damai dan bahagia,” pesannya.
Narasumber pertama, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. H. Ahmad Tholabi Kharlie, menyampaikan materi tentang “Organisasi/lembaga Keagamaan dan Toleransi Umat Beragama di Indonesia” bahwa lembaga agama memberikan peran penting mulai dari spiritual lewat ceramah, khotbah, dan kegiatan keagamaan lainnya, serta pengajaran nilai-nilai moral dan etika kepada umat agar dapat menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran agama.
“Lembaga agama juga berperan untuk membimbing umat beragama dalam menjalankan ibadah sehari-hari dan merayakan hari-hari besar keagamaan. Termasuk juga lembaga agama terlibat dalam kegiatan sosial seperti memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, baik dalam bentuk materi maupun dukungan moral,” ujarnya.
Bahkan, sambungnya, lembaga agama juga berperan untuk meningkatkan toleransi dan saling menghormati antar umat beragama. Selain itu juga mengadakan program-program pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat yang kurang mampu.
“Contohnya adalah program zakat dan infak oleh lembaga Islam, program karitas oleh gereja Katolik, dan bakti sosial oleh komunitas Buddha,” jelasnya.
Sementara itu Narasumber kedua, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Media Zaenul Bahri, membawakan materi “Moderasi Beragama dan Praktik Kebudayaan” menyinggung soal munculnya budaya instan belakangan ini. Semua orang banyak yang ingin lebih cepat kaya, cepat naik pangkat, dan berbagai hal negatif lainnya yang mana itu terjadi di semua instansi.
“Dengan moderasi beragama, mari kita jujur melakukan segala sesuai sesuai prosedur. Jangan kemudian muncul orang-orang formalis budaya dan formalis agama. Mereka kerap melakukan hal-hal formal namun pada intinya melenceng dari yang dilakukannya itu. Semoga moderasi beragama sejalan dengan prilaku kita. Paling penting bagaimana menumbuhkan etika dan moral sosial yang berasal dari ajaran agama,” pesannya.
Di sela seminar para ulama membacakan deklarasi pemilu damai pada Pilkada 2024, baik pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangsel serta Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten. Pembacaan deklarasi dipimpin oleh Sekretaris Umum MUI, Dr. H Abdul Rojak, M.A. (#af_m)