Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangsel menyelenggarakan Pendidikan Kader Ulama (PKU) berlangsung di Kampung Gowes Serua, Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat. Pada 13-14 Desember 2022 dihadiri sedikitnya 30 peserta dari perwakilan kecamatan se Kota Tangsel.
Hadir Ketua Umum MUI Kota Tangsel KH Saidih, Kepala Dinas Sosial Kota Tangsel H Apendi, Ketua Bidang PKU MUI Kota Tangsel Dr Abdul Rozak A. Sastra dan Kepala Kemenag Kota Tangsel Dedi Mahfudin serta Ketua 1 Bidang Hukum dan Fatwa Perundang undangan KH Hasan Mustofi serta penutup doa KH Juhana Zakaria dan Pembawa acara Hj Sri Uswati.
Ketua Bidang PKU MUI Kota Tangsel Dr Abdul Rozak Sastra menyampaikan tujuan daripada PKU ini untuk mencetak generasi yang memiliki disiplin keilmuan agama, sehingga menjadi generasi yang hebat kedepan.
“Inilah pentingnya diadakan PKU yang dilakukan oleh MUI Kota Tangsel sebagai upaya mencetak ulama,” pesannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Tangsel Apendi menyampaikan PKU sangat luar biasa yang diadakan oleh MUI dalam mencetak ulama di Kota Tangsel. Saat ini banyak ulama yang meninggal. Maka perlu dilakukan regenerasi agar masyarakat dapat memperoleh pencerahan-pencerahan.
“Saya mendukung program ini. Lanjutkan sebagai penerus ulama. Tinggal kita sebagai penerus disaat banyak ulama meninggal. Maka sampaikanlah kepada umat tentang yang hak dan batil,” ujarnya.
Dirinya meminta selama tiga hari digembleng. Harus disimak apa yang disampaikan oleh para pemateri. Sehingga bisa diimplementasi kepada masyarakat. Dan mengajak agar program Tangsel mengaji mari dibangkitkan lagi. “Insya Allah Tangsel sejahtera dan dijauhkan dari marabahaya,” tambah ia.
Kepala Kemenag Kota Tangsel KH Dedi Mahfudin mengatakan yang harus disyukuri oleh peserta bapak ibu adalah penerus para ulama. Baik diakui atau tidak. Jadi dari sekian banyak orang yang siap. Ternyata Allah memilih bapak dan ibu sebagai peserta. Seperti pergi haji. Udah siap. Malah tidak terpilih. Inipun sama.
“Banyak di setiap kecamatan. Hanya yang terpilih yang hadir di sini. Buktinya sudah terpilih dia tidak datang. Ulama waratsatul anbiya
adalah kadernya penerus para Nabi. Ini sudah pilihan Allah SWT. Tinggal kita melanjutkan apa yang diharapkan dalam pertemuan ini,” ucapnya.
Di PKU ini ada output yang tidak bisa dilepaskan. Mau tidak mau diarahkan ke sosok yang akhlakul Kharimah. Jika ulama tidak berakhlak Kharimah bukan ulama. Maka bagaimana menjadi sosok yang bisa diteladani. Maka peserta kader ulama pertama adalah akhlak.
“Kedua mampu berakhlakul yang menjadi uswah khasanah. Jangan sampai omongan tidak sesuai dengan akhlak,” paparnya.
Ketua Umum MUI Kota Tangsel KH Saidih mengisi materi pada hari pertama tentang suka duka berdakwah. Menurut ulama yang telah menginjak 78 tahu bahwa berdakwah untuk ibadah kepada Allah SWT. Maka berbesan untuk mengajak masyarakat dengan hikmah dan ilmu.
“Oleh sebab itu PKU harus bertambah ilmunya. Serta bisa berinteraksi dengan masyarakat dengan akhlak yang baik,” ujarnya.
Pembina Yayasan Daarul Hikmah Pamulang ini, menambahkan menurut Imam Ghazali harus memiliki 10 sifat pertama memiliki akhlak yang suka taubat kepada Allah SWT. Kedua khauf atau ada rasa takut. Roja atau mengharap. Dirinya juga menanyakan apakah saat melaksanakan Shalat takut sama Allah SWT atau karena ada harapan. Ketiga zuhud atau jangan terlalu besar cinta dunia, keempat sabar, syukur, ikhlas, tawakal, mahabbah (cinta) serta ridho dan dzikrul maut (ingat mati). (red).