MUI Kota Tangsel Berbagi Kiat Mencapai Keluarga Sakinah

MUI-Komisi Pemberdayaan Perempuan MUI Kota Tangsel menyajikan diskusi publik bertajuk “Membangun Karakteristik Keluarga Sakinah” pada Kamis (17/9) di Aula Gedung Pelayanan Keagamaan Jalan Siliwangi no 2 Pamulang Kota Tangsel.

Sedikitnya ada 54 orang hadir berasal dari perwakilan tujuh kecamatan se Kota Tangsel. Turut hadir Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPMP3AKB) Tangsel, Khairati, Sekretaris Umum MUI Kota Tangsel Abdul Rojak dan para narasumber KH Nasuha Abu Bakar Pimpinan Pondok Pesantren Sabiluna Pondok Ranji Ciputat Timur Kota Tangsel dan Tati Astariyati Ketua BKMT Kota Tangsel.

Ketua Komisi Pemberdayaan Perempuan MUI Kota Tangsel Hj Fathiyah menyampaikan tujuan diselenggarakannya diskusi ini untuk membuka wawasan lebih luas dan mendalam tentang makna sakinah serta kriteria menjadi keluarga sakinah itu apa saja. Tentunya menjadi keluarga sakinah adalah harapan bagi semua orang yang berubah tangga.

“Namun di tengah perjalanan rumah tangga itu, selalu ada godaan, tantangan dan rintangan yang harus dilewati. Kami dari Komisi Pemberdayaan Perempuan ingin berkontribusi dalam mewujudkan keluarga sakinah, keluarga yang mendapatkan keberkahan, ketentraman dan kasih sayang dalam membangun rumah tangga melalui kegiatan ini, ” ungkapnya.

Apalagi kondisi saat ini pandemi Covid-19 yang mana semakin hari semakin masif penyebarannya membuat keluarga rentan. Dampak Covid-19 memunculkan banyak persoalan, selain rentan kesehatan, rentan ekonomi yang mulai terpuruk. Sedangkan kebutuhan sehari-hari tidak pernah surut dan lain sebagainya sehingga menjadi penyebab munculnya persoalan dan berujung pada perceraian.

“Setidaknya harapan kami dari para peserta dapat menyerap ilmu dari para narasumber dan bisa berbagai dengan ibu-ibu yang lain di lingkungan rumah serta para jamaahnya. Dengan bertambahnya ilmu, tentunya semakin arif dalam mengambil setiap keputusan di dalam rumah tangga. Sebab dengan menjadikan keluarga sakinah, maka akan terlahir generasi yang berkualitas. Generasi yang baik ke depan. Sehingga akan menjadi negeri yang memiliki sumber daya manusia unggul di kancah internasional, ” pesannya.

Abdul Rojak menyampaikan pandemi Covid-19 menimbulkan banyak perceraian. Ini disebabkan karena dominasi faktor ekonomi. Oleh karena itu perlu kesadaran bersama bagi pasangan suami istri di tengah wabah Covid-19. Dengan kesadaran tentu dapat menerima kondisi yang ada.  Terpenting sebetulnya adalah sama-sama memberikan yang terbaik antara istri dan suami.

“Penyebab lain hancurnya rumah tangga akibat ulah diri sendiri yaitu kurang kehati-hatian. Maka perlu mengedepankan akhlaq yang baik kepada keluarga, kepada orangtua dan orang lain. Saling menerima satu dengan  yang lain dengan memasrahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT setelah berikhriat, ” tambah ia.

Dijelaskan bahwa meraih sakinah bukan lantas tidak pernah menemui masalah. Sebagai manusia, tentunya masalah datang silih berganti. Namun memang dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah yang datang sehingga tidak merembet ke masalah lain.

Ketua BKMT Kota Tangsel Tati Astariyati menyampaikan dalam meraih keluarga sakinah mawaddah warahmah ujiannya banyak sekali di perjalanan. Kadang dari suami. Kadang ujian datang dari istri. Kadang pula, setelah keduanya benar, ujian datang dari anak. Setelah anak, istri dan suami benar,  kadang ujian datang dari tetangga.

“Maka dari itu mari jadilan diri pribadi yang baik dan bertetangga lah dengan sebaik-baiknya. Tentunya sakinah mawaddah warahmah bukan hanya dalam aspek menjalankan ibadah semata. Tapi bagaimana mengamalkan nilai-nilai ibadah itu dalam kehidupan sehari-hari secara totalitas, ” pesannya.

Lanjut ia, tidak akan terwujud keluarga sakinah jika dalam diri selalu bertentangan dengan Allah SWT. Mengikhlaskan seluruhnya dari Allah SWT apa yang didapat dalam kehidupan ini. Semua harus di pasrahkan kepada sang pengatur kehidupan.

“Dengan pasrah kepada AllahSWT,  Insya Allah kita akan mendapatkan keluarga sakinah mawaddah warahmah,” tambahnya.

Demikian juga disampaikan KH Nasuha Abu Bakar menyampaikan menjadi sakinah yaitu pentingnya memahami kekurangan masing-masing antara istri dan suami. Bahwa keharmonisan rumah tangga buka diukur dari rupa dan kekayaan.

“Tapi kenyamanan dan ketentraman batin serta adanya keseimbangan antara istri dan suami. Maka dalam memilih calon istri atau suami atau menantu,  yang harus dipilih adalah seiman. Dan  jangan pernah lupa bahwa jika ingin hidup rukun rumah tangganya harus dibekali dengan ketakwaan kepada Allah SWT, ” jelasnya.

Kemudian menjadi keluarha sakinah harus memiliki  ahlak mulia. Bagaimana ahlak mulia itu, maka jika melihat calon istri jangan sampai saat berbicara lebih keras dari ibunya. Jika lebih keras dari ibunya bagaimana dengan suaminya nanti saat sudah menikah. (red).