MUI Tangsel Gelar Diskusi Publik Ukhuwah Wathaniyah

PAMULANG-MUI menggelar diskusi publik “Peningkatan Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Wathaniyah Dalam Bingkai Kebinekaan”, berlangsung di Gedung Kelembagaan Jalan Siliiwangi no 2 Pamulang. Kamis (21/10) yang dihadiri 50 peserta dari perwakilan tujuh kecamatan

Ketua Umum MUI Kota Tangsel diwakili Ketua I Bidang Fatwa KH Hasan Mustofi dan Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah Nana Suardi. KH Hasan mengapresiasi terselenggaranya acara ini dalam rangka memberikan wawasan dalam meningkatakan ukuwah Islamiyah dan Wathaniyah.

“Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduknya menganut agama Islam. Tentu sudah sangat paham dengan makna Ukhuwah atau persaudaraan. Ukhuwah Wathaniyah atau persaudaraan kebangsaan bukan hanya slogan. Melainkan juga sudah menjadi kepribadiaan bangsa Indonesia,” ujarnya.

Sementara Guru Besar Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Abuddin Nata, mengusung tema “Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah”. Dikatakan bahwa ajaran Islam, falsafah Negara Republik Indonesia dan nilai-nilai luhur serta kearifan lokal (local genius) yang dimiliki Bangsa Indonesia amat mementingkan Ukhuwah Islamiyah. Ukhuwah dalam al-Qur’an ini menunjukkan, bahwa dasar atau landasan untuk membangun persaudaraan dalam Islam selain keimanan, juga karena keturunan, persamaan nasib, persamaan tempat tinggal dan lain sebagainya.

“Ukhuwah Islamiyah bukanlah berarti persaudaraan sesama muslim mirip dengan al-Ikhwan al-muslimin, melainkan persaudaraan yang bersifat Islam, atau persaudaraan secara Islami. Dengan pengertian yang demikian, maka Ukhuwah Islamiyah selain mengandung arti persaudaraan sesama muslim, atau kerukunan interen umat beragama, juga mengandung cakupan yang lebih luas, seluas cakupan ajaran Islam,” ujarnya.

Narasumber kedua Tokoh Masyarakat Rahmat Salam membahas tentang “Meningkatkan Ukhuwah Wathoniyah Dalam Bingkai Kebhinekaan Indonesia”. Dalam kesempatan itu ia menyampaikan beberapa langkah sebagai solusi untuk merawat persaudaraan sebangsa. Harus menyadari pentingnya merawat persaudaraan demi terciptanya Indonesia yang damai, seperti dalam Al-Qur’an dan Sunnah yang telah memberi pedoman tentang adab menjaga persaudaraan.

“Memahami dengan sepenuh hati bahwa seluruh masyarakat Indonesia adalah bersaudara meski memiliki latar belakang yang berbeda.Mampu untuk lebih mengontrol diri agar berbagi informasi yang hanya memberikan manfaat saja. Mampu menjaga lisan dari hal-hal yang dapat menimbulkan mudharat,” ujarnya.

Dirinya menjelaskan pentingnya ukhuwah wathaniyah. Ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan sebangsa. Ini harus didahulukan dan diutamakan karena tanpa negara, umat Islam tidak akan bisa menjalankan kegiatan ibadah-ibadahnya dengan tenang dan khusyu.

Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk menganut agama Islam, tentu sudah sangat paham dengan makna ukhuwah atau persaudaraan. Ukhuwah wathoniyah atau persaudaraan kebangsaan bukan hanya slogan, melainkan juga sudah menjadi kepribadian bangsa Indonesia. Semua umat dan etnik yang hidup di Indonesia mengejawantahkan slogan ini ke dalam berbagai kepribadian dan beragam bentuk budayanya.

Indahnya Indonesia justru nampak ketika sifat ramah dan toleransi warga bangsanya terhadap segala perbedaan. Tak peduli dengan identitas agama, suku, budaya, bahkan warna kulit, selagi menjadi warga Indonesia, kita adalah saudara sebangsa dan setanah air. Konsep Persatuan atau Persaudaraan dalam Islam yang dikenal dengan istilah Ukhuwah. Ukhuwah Islamiyah disebut persaudaraan umat Islam,ukhuwah wathaniyyah disebut persaudaraan sebangsa dan ukhuwah basyariyah disebut persaudaraan sesama umat manusia. (red).